BUNTOK- Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan kegiatan advokasi kebijakan dan pendampingan layanan perlindungan perempuan serta pelatihan peningkatan kapasitas perempuan korban kekerasan dalam rangka peningkatan ekonomi keluarga’ tahun 2023, di Aula DPPKB3A Kabupaten Barito Selatan (Barsel).
Kepala Dinas P3APPKB Provinsi Kalteng dr. Linae Victoria Aden, M.M.Kes mengatakan, kekerasan terhadap Perempuan merupakan salah satu bentuk perbuatan yang melanggar hak asasi manusia (HAM).
Karena hak atas perlindungan dari kekerasan bagi perempuan telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
” Namun faktanya kekerasan yang terjadi terhadap perempuan masih terus terjadi dan faktor penyebab diantaranya adalah budaya patriakhi, yaitu pelaku kekerasan yang menganggap perempuan itu sebagai miliknya karena diberi nafkah, sehingga dapat diperlakukan semena-mena,” terangnya.
Kekerasan pada perempuan, sering terjadi pada
perempuan dari keluarga kurang mampu. Dimana kehidupan sangat tergantung pada suami, orang tua atau orang lain.
Untuk itu, ketangguhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia kembali diuji dalam menghadapi dampak ekonomi akibat Pandemi Covid-19.
Selain membutuhkan dukungan pemerintah, pelaku UMKM khususnya pelaku usaha kecil perempuan perlu melakukan terobosan dan strategi agar tetap mampu bertahan di tengah lesunya ekonomi saat ini.
Dengan adanya program Pemerintah yang telah menjadi prioritas bidang Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan
anak adalah ‘Three Ends’.
“Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan manusia, mengakhiri kesenjangan ekonomi bagi kaum perempuan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan program tersebut, salah satu upaya untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan menghadapi persoalan ekonomi akibat Pandemi Covid-19, dengan memberdayakan perempuan dalam bidang ekonomi. Agar perempuan dan masyarakat terlepas dari masalah ekonomi dan ketergantungan dari pelaku kekerasan, maka perlu ditingkatkan keterampilan yang dapat menjadi modal usaha, sehingga dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga serta dapat menjalankan fungsi sosial, produktif dan mandiri secara ekonomi.
Selain itu, sebagai upaya pemberdayaan perempuan korban kekerasan, perempuan yang usahanya terdampak pandemi Covid-19, ibu rumah tangga yang tidak berkerja dan kelompok
usaha perempuan, pihaknya melakukan kegiatan
pelatihan sebagai upaya penurunan angka stunting di Provinsi Kalimantan Tengah.
Karena, pelatihan keterampilan ini mengajarkan cara membuat olahan makanan dari bahan
makanan yang unggul di suatu daerah.
“Untuk Kabupaten Barito Selatan bahan makanan yang unggul adalah ‘Mintahukan’, sehingga Pelatihan Keterampilan yang diajarkan adalah Pengolahan dan pengemasan makanan berbahan dasar lkan Mintahukan seperti steak ikan, nugget ikan dan abon ikan,” ucapnya.
Oleh sebab itu, kegiatan ini menyeluruh untuk semua hal. Seperti memberdayakan perempuan korban kekerasan untuk dapat hidup mandiri dan memiliki keterampilan, mengantisipasi angka stunting terhadap anak serta memberikan penguatan dalam perlindungan terhadap anak.
“Besar harapan saya semua ini dapat di terapkan ke depannya untuk para ibu ibu yang hadir pada hari ini. Kegiatan ini juga akan terus berlanjut ke daerah lainnya,”tutupnya.(gor)