SAMPIT – Kecamatan Tualan Hulu salah satu kecamatan yang letaknya berada di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Masyarakat di kecamatan ini terus melestarikan budaya lokal yang merupakan turun temurun, serta memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik.
“Sejak 8 -28 Juni 2023 nanti pelaksanaan Tiwah oleh warga kami Desa Luwuk Sampun berlangsung. Kegiatan ini merupakan acara ritual dari almarhum keluarga besar Jinal J.Toras. Ini salah satu acara adat Dayak, juga menjadi kearifan lokal yang masih sering dilaksanakan di sini,” ucap Camat Tualan Hulu Admadi Sastra, Minggu 25 Juni 2023.
Tiwah atau Tiwah Lale dikenal juga magah salumpuk liau uluh matei adalah upacara kematian dalam agama Kaharingan yang dilakukan oleh suku Dayak Ngaju dan juga sub-suku Dayak lainnya di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang masih menganut agama Kaharingan, khususnya di Kotim.
Ritual tersebut juga salah satu ritual sakral terbesar di suku Dayak, karena Ritual Tiwah melibatkan sumber daya yang besar dan waktu penyelenggaraan yang lama.
Prosesi atau tahapan ritual yang cukup banyak dan kental dengan kebudayaan suku Dayak, mulai dari pra upacara Tiwah ini dilakukan dengan mengumpulkan tulang belulang orang yang akan ditiwahkan, hingga upacara puncak Ritual Tiwah yang diawali dengan pembuatan Balai Pangun Jandau dan sangkaraya sandung rahung sampai hewan kerbau diikat di sangkaraya lalu dilakukan mangajan atau tarian sakral.
Prosesi itu dinilai memiliki daya tarik bagi masyarakat awam. Apalagi salah satu kearifan lokal itu mulai jarang digelar saat ini di sejumlah daerah yang ada di Kalteng.
Namun ditegaskan Admadi Satra, kegiatan adat itu di wilayahnya masih sering dilakukan, dalam tiga bulan terakhir ini tiga kali digelar.
“Saya berharap event kebudayaan ini bisa disinergikan dan koordinasi dengan Pemkab Kotim khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, supaya bisa dipromosikan dan dikemas sehingga menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Selain itu, kebudayaan ini juga bisa dilestarikan,” ucapnya.
Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Parenggean dengan luas 42,49 Km² yang terdiri dari 11 desa itu memiliki sejumlah tempat wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, karena suasananya yang masih asri.
Tempat wisata tersebut diantaranya air terjun Arung Jeram, Goa Maria juga Batu Jilat. Selanjutnya potensi dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan dan kreativitas dalam mengembang produk UMKM.
“Kearifan lokal dan potensi lainnya yang kami miliki itu harus dipromosikan dan perlunya sinergitas semuanya, agar kedepan menjadi salah satu tempat kunjungan wisatawan dan mampu mendatangkan sumber-sumber pendapatan,” tutupnya.(S1).