SAMPIT – Bangunan warga yang berdiri di pinggir muara sungai yang ada di Kota Sampit ternyata menghambat pemerintah setempat melakukan pengerukan sungai. Oleh sebab itu, Pemkab Kotim mendatangkan alat excavator ampibi yang harganya cukup fantastik. “Pagi hari kita bersyukur, karena alat sudah saya idam-idamkan dua-tiga tahun yang lalu saat ini sudah ada,” kata Bupati Kotim Halikinnor, Jumat 30 Juni 2023.
Halikin menilai alat tersebut sangat dibutuhkan Kota Sampit. Diketahui Sampit cukup banyak terdapat sungai namun kesulitan Pemkab Kotim adalah melakukan pengerukan sungai. Sehingga muara menjadi dangkal. Itu dikarenakan sebagian besar pinggirnya terdapat bangunan rumah masyarakat, sekalipun aturannya tidak boleh.
Kami tidak bisa juga menggusur mereka, sebenarnya serba salah. Kita bisa saja menganggarkan untuk normalisasi atau irigasi tapi ini tapi kita terhambat karena adanya bangunan perumahan warga. Sehingga karena sulit dikeruk terjadi pendangkalan dan itu bisa menyebabkan banjir. Makanya kita sangat memerlukan alat ini untuk pengerukan sungai yang dangkal,” ujarnya.
Excavator ampibi ini dapat beroperasi di air karena dirancang khusus. Alat tersebut memiliki pelampung yang menopang excavator saat berada di permukaan air. Sehingga sekalipun pinggir sungai terdapat bangunan warga atau tidak dapat dilintasi seperti kondisi di Sampit, pengurukan dapat dilakukan. Oleh karena itu harga alay tersebut cukup fantastik yaitu Rp5,3 miliar. Berbeda dengan excavator biasa, harganya hanya sekitar Rp1, 5 miliar.
“Makanya baru sekarang bisa terwujud, dulu kita terkendala oleh anggarannya. Alat ini tidak menutup kemungkinan bisa digunakan untuk kecamatan lain juga, tapi kita prioritaskan di Sampit dulu. Kalau Sampit sudah bagus yaitu Sampit terang bebas banjir, baru kecamatan mana yang membutuhkan bisa menggunakan itu,” pungkasnya (RED)